Mengenai fee, Taufik mengungkapkan, bahwa hal itu biasanya tergantung dari budget yang disediakan klien. Komunikasi yang terbuka selalu mereka lakukan kepada talent-talent mereka mengenai hal ini.
Dan setiap talent bisa menerima atau menolak penawaran fee tersebut, namun bisa juga kesepakatan fee langsung dilakukan oleh klient terhadap talent-talent yang dipilihnya.
"Masalah fee, kita fleksibel. Kita open mengenai fee. Ini ada budget segini dari klien, buat kamu sekian, buat kami sekian, kamu mau atau tidak?" ujar Taufik.
Karenanya, Taufik tidak menentukan besaran jumlah fee pada setiap talent-talentnya. Ia mengaku memiliki taksiran sendiri terhadap para talent-talentnya. Dan semuanya berbeda-beda, tergantung event dan peruntukkannya.
Kreteria bagi para talent bermacam-macam, bila untuk umbrella girl, Taufik selalu mensyaratkan tinggi badan minimal 165 cm sampai 170 cm. Kemudian bentuk tubuh secara keseluruhan, warna kulit, tipe wajah, ukuran baju, sepatu dan lain sebagainya.
"Biasanya kalau untuk umbrella girl rata-rata sebatas fisik. Tidak terlalu memerlukan brain. Beda dengan presenter, dia minimal harus smart, dan berwawasan luas. Untuk umbrella, cukup seksi, tapi tentunya ada standarisasinya. Tinggi badan, warna kulit, bentuk tubuh, bahkan untuk event A1 tahun ini, yang batal kemarin, klien kami meminta yang ukuran bra-nya 36," ucap Taufik antusias.
Lain lagi modelnya 3 Bendera Agency, yang menyulap sebuah rumah menjadi kantor di bilangan Jalan. Muara Rajen Baru,
Sebagaimana Model Indonesia, Agency yang menamakan diri 3 Bendera ini memang tidak bergerak melalui media online, namun tetap sebagai agency yang menyediakan talent-talent seperti misalnya umbrela girl.
"Pada dasarnya, kami sebuah event organizer, yang didalamnya terdapat agency penyedia talent-talent yang dibutuhkan pada sebuah event. Umbrella Girl misalnya," ujar Lia, selaku pemilik 3 Bendera Agency, ketika membuka percakapan.
3 Bendera berdiri karena didalamnya terdapat tiga bidang yang berbeda-beda namun saling menopang. Pertama adalah event organizer, kemudian agency, dan yang terakhir terdapat sekolah modelling.
"Berangkat dari event organizer tersebut,
Lia mengungkapkan, setiap talent yang dipegang olehnya, harus melalui tahapan-tahapan dan proses berdasarkan standarisasi yang dimiliki agencynya.
Dimulai dari screening secara fisik, kemudian interview. Semua itu dilakukan agar talent yang dihadirkan oleh agensinya, sebisa mungkin memenuhi kriteria yang dibutuhkan klien-kliennya.
"Screening dan interview itu penting. Kita jadi mengetahui, keadaan talent secara fisik dan juga karakter dan pembawaannya. Pola pikirnya, cara komunikasinya," ujarnya.
Talent yang ingin bergabung tinggal mengirimkan CV, untuk kemudian mengikuti proses interview.
Bila kemudian ada tawaran event dari klien, barulah dilakukan screening secara fisik agar memenuhi kriteria klien. Selain itu, Lia juga bisa mendapatkan talent-talentnya dengan cara survey pada setiap event yang ada.
Bila interview dilakukan untuk mengetahui isi kepala para talent, maka screening dilakukan untuk mengetahui kondisi talent secara fisik, terutama untuk umbrella girl, yang menurut Lia biasanya memerlukan kriteria yang detail dan spesifik.
"Untuk umbrella girl, biasanya kliennya rewel. Sangat detail. Wajar, karena biasanya budget yang ditawarkan juga besar. Seperti misalnya untuk ukuran tinggi badan. Kemudian bentuk tubuh pun secara spesifik diteliti. Sehingga secara fisikal, tampilan umbrela girl tidak akan mengecewakan," ujarnya.
http://us.oto.detik.com/