SPG Jual Produk Juga Cari Relasi

Gadis tinggi semampai itu gantian menghampiri orang yang duduk di cafetaria DPR RI Jakarta. Sesekali dikibaskannya rambut hitam keriting gantung miliknya sambil menawarkan produk yang hendak dijualnya. “Dicoba Mas, rasanya enak, kok,” kata Mawar, nama dusta, sambil menyodorkan sebuah produk rokok. Yang ditawari produk biasanya memerhatikan sejenak Mawar. Ada yang langsung membeli, ada pula yang sekadar mengajak Mawar untuk mengobrol. Namun, kebanyakan kaum pria tergoda membeli produk yang mereka tawarkan. Mawar bersama dua temannya yang lain adalah sales promotion girl (SPG). Tidak tiap hari Mawar dan rekannya menyambangi gedung DPR. “Yah, biasalah pindah-pindah tempat,” katanya. Perempuan yang senang bercelana panjang ketat itu mengaku senang menjadi SPG. Alasannya, selama menjadi SPG dia punya banyak relasi. Selain itu, honor yang diperoleh menjadi SPG lumayan untuk menyambung hidup di kota Jakarta. “Yah, lumayan, Mas. Duitnya biar bisa ngelanjutin kuliah juga,” katanya.
Menurut Mawar, honor dari perusahaan tidaklah seberapa. Yang membuat dia bersyukur karena banyak di antara pembeli membayar dengan uang lebih dari harga produk. “Banyakan yang beli laki-laki,” katanya lalu tertawa.
Mawar mengaku menjadi SPG bukanlah cita-citanya. Profesi itu dia lakoni untuk bisa mendapatkan tambahan biaya bagi orangtua dan dirinya sendiri. Mawar keberatan SPG disebut identik dengan hal-hal yang negatif. Menurutnya, itu tergantung pada pribadi yang bersangkutan.
“Kalau saya nggak tahu, yah. Hidup di Jakarta itu gak bisa ketebak,” katanya. Mawar mengakui, SPG sering diidentikan dengan hal-hal negatif. Itu pula yang dia alami selama menjadi SPG dalam beberapa bulan ini. “Yang jelas setiap nawarin ini (menunjuk produk yang dijual), pasti minta nomor hape (handphone), baru mau beli,” kata Mawar lalu tertawa.
Tapi Mawar taktik jitu juga. Tidak semua nomor handphone yang diberikan ke pembeli adalah nomor asli punyanya. “Yang gue kasih paling nomer yang sekali pake buang,” Mawar kembali tertawa. Saking banyaknya yang punya nomor handphone dia, sering Mawar menerima missed calls dari nomor yang dia tak tahu sumbernya. Bagi Mawar itu tidak masalah. “Kan penggemar,” ujarnya, tertawa cekikian.
Selain itu, lanjut dia, banyak juga di antara pembeli yang kadang ngomong sekenanya saja, mulai dari iseng mengajak “jalan-jalan” sampai terang-terangan menawari liburan ke luar kota. Kata Mawar, itu bukan rahasia lagi.
Sebelum menjadi SPG, dia sering mendengar soal itu. Dan dari rekan-rekannya, dia diajari menghadapi pembeli seperti itu. “Kalau saya sih, tergantung!” katanya, kembali tertawa. Maksud, loe?
Link : http://www.surya.co.id/